the black lover
Assalaam alaykom... sesekali berkata2 di waktu subuh hening enak juga rasanya. Rasa lebih tenang seperti mata memandang langit biru atau sehijau ladang teh. hmm. Sesekali bila berhadapan dengan mereka yang tidak peka dengan lidah terasa seperti lidah saya pula yang terbakar dek makanan panas yang ditelan. Jika di beri pilihan untuk memilih, mahu sahaja saya berdiam seribu bahasa tetapi pasti itu bukan saya. Lidah saya juga mahu berkata2.... bezanya lidah saya mungkin lebih peka dengan halwa telinga rakyat jelata berbanding mereka yang hanya tahu melontar kata dan kesannya entah sampai bila. Kerna itu saya tetap berpendapat setinggi mana mereka tanpa kepekaan lidah tidak akan dihormati rakyat jelata. hmm. owh...jelas saya hanyalah rakyat kecil yang bila berbicara tidak akan dilayan mereka. Namun yang pasti saya masih bisa tersenyum melihat mereka yang bersandiwara. Sekurangnya bila meluah rasa di sini mungkin, biarlah ianya tidak lagi disimpan di hati kerna realitinya SIAPA saya untuk bersuara? hmm. Enough said!
Saya sentiasa berpegang kepada kita memilih apa yang kita mahu. Kita memilih untuk berada di landasan mana. Kita juga memilih untuk memikir apa yang terbaik untuk kita. Pastinya saya juga memilih untuk bertindak balas, berkata2 agar tidak ditindas sewenangnya. Please except me for who I am... Benar kata kita hanya akan berbicara dengan siapa yang kita comfortable bukan? hmm. well... well... saya tetap saya yang akan berkata jika perlu, tetap saya yang gemar warna hitam, tetap saya yang suka makan ayam, tetap saya yang akan terus berdiam jika hati telah terlalu panas. Kontra bukan? Mungkin lebih baik mendengar saya berkata dan ketawa dari melihat saya diam seperti singa. ahaks. Don't try to change me except me for who I am...You can either LOVE me or HATE me but I can only be ME! Terimalah seadanya. Chill babe!
hoyeah!
ReplyDeletebro phatlee... senario biasa kann? yeay!
Delete